Dalam pemahaman Kristiani, wahyu Allah telah mencapai titik kulminasinya melalui dan di dalam pribadi Yesus Kristus atau dengan kata lain sejarah wahyu Allah telah final melalui dan di dalam Kristus, setelah itu tidak ada yang lain. Hal ini ditegaskan di alam Ibrani 1:1-2 menegaskan “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.”
Kendati demikian ‘pengakuan’ telah menerima wahyu dari Allah sering bermunculan dalam sejarah kehidupan menggereja. Sebut saja Lia Eden dan Pemimpin Gereja Akhir Zaman. Yang terakhir
adalah pemimpin Persekutuan Doa (PD) Oikumene Kasih, Pendeta Debora Hilmi. Wanita asal Surabaya ini mengaku telah menerima wahyu dari Tuhan.
Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Kota Surabaya, dalam pertemuannya di Kantor Bamag, jalan Nginden Timur II, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa 24 Februari 2016 yang lalu, menilai pengajaran Pendeta Debora Hilmi tidak sesuai dengan iman Kristiani alias sesat. “Aliran ini sering meminta kepada jemaatnya untuk menceraikan istri atau suaminya sendiri,” kata ketua BAMAG Surabaya Pendeta Sudi Dharma, Rabu (24/2/2016), seperti dilansir Metrotvnews.com.
Menurut informasi yang beredar, Debora Hilmi memperbolehkan jemaatnya menikahi pasangan yang telah bercerai itu. “Para jemaat boleh menikahi istri atau suami jemaat lain yang telah diceraikan. Termasuk suami dari Deborah saat ini, sebelumnya merupakan suami dari jemaat lainnya yang telah diceraikan,” tandas Pendeta Sudi Dharma.
Selain mendorong jemaatnya untuk bercerai, Debora Hilmi jika mengajarkan kepada anak-anak dan remaja untuk hanya mendengarkan ajaran dan perintahnya. Mereka boleh tidak patuh pada orang tua mereka, yang penting mereka patuh padanya. “Jika tidak tunduk jemaat akan diintimidasi karena Deborah mencuci otak jemaatnya, dengan bilang itu merupakan perintah Tuhan,” terang Sudi Dharma berdasarkan aduan jemaat PD Oikumene Kasih yang merasa dirugikan. .
Saat ini Deborah memiliki sekitar 150 jemaat di Surabaya. Aktivitas kebaktiannya dilakukan di World Trade Centre (WTC) Surabaya. Aliran ini menolak melakukan kebaktiannya di gereja resmi. Aktivitas PD Oikomene Kasih sudah berjalan sejak 10 tahun lalu dengan Deborah sebagai pimpinan. Deborah sebelumnya merupakan jemaat dari salah satu Gereja di Bangkalan, Madura. Pada awal berdirinya, PD Oikumene Kasih memiliki sekitar 300 jemaat. Namun, jumlahnya terus menurun, dan saat ini jumlahnya sekitar 150 jemaat.***MSL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar