Dalam homilinya pada Jumat, 4 Maret 2016 yang lalu di Basilika Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa efek dari dari dosa adalah kemiskinan dan keterasingan. Homili ini sangat indah untuk direnungkan. Bartimeus yang buta menjadi titik tolak permenungan. Homili aslinya ada dalam website resmi Vatikan “The Holy See” di alamat http://w2.vatican.va/content/vatican/en.html. Saya tidak menerjemahkan, melainkan membagikan pemahaman saya tentang homili tersebut.
Berangkat dari jawaban Bartimeus "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" dalam Markus 10:51, Paus Fransiskus mengatakan pesan Injil ini membawa serta nilai simbolik yang tinggi. Karena situasi yang sedang kita alami sama dengan situasi Bartimeus, yakni kebutaan. Bartimeus menjadi miskin dan terasingkan karena kebutaannya. Demikian halnya juga dengan dosa. Dosa merupakan kebutaan terhadap Roh Kudus, yang membuat kita tidak bisa melihat apa yang paling penting dalam kehidupan kita.
Lebih jauh Paus mengajak kita untuk merenung secara lebih dalam, bahwa kadang kita begitu mudah berpandangan sesat, bahwa hidup tergantung pada apa yang kita miliki, pada kesuksesan, pada pengakuan yang kita terima; atau melihat bahwa ekonomi hanya untuk keuntungan dan konsumsi; atau yang berpandangan bahwa keinginan pribadi lebih penting dari tanggung jawab sosial. Menurut Buenos Aires, 17 Desember 1936 itu semua pandangan itu adalah sesat. “Ketika kita hanya mengarahkan pandangan ke diri kita sendiri, kita menjadi buta, dan hidup tanpa sukacita dan kemerdekaan. Ini adalah hal yang mengerikan,” tegasnya.
Namun, Paus meneguhkan bahwa melalui Yesus semua itu akan berlalu. Dengan mengambil sikap seperti Bartimeus yang dengan iman meminta kepada Yesus, “Rabuni, supaya aku dapat melihat,” maka Yesus pun akan mengatakan kepada kita "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" (Mrk 10:52). Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar